Song parody of
Embun (feat. Abbycintya)
by Thirza Ariella & Felita Kezia
Here's where you get creative! Use our cool song parody creator to make a totally new musical idea and lyrics for the Embun (feat. Abbycintya) song by Thirza Ariella & Felita Kezia.
Simply click on any word to get rhyming words suggestion to use instead of the original ones. You may also remove or alter entire lines if needed — when you're done save your work and share it with our community — have fun!
Ceritakan padaku lagi
Tentang dongeng yang selalu ada
Yang kau bawa agar aku terlelap
Masihlah terngiang di mimpi
Tentang kau yang melawan waktu
Melihat ku menempuh hingga ranum
Seperti takdir yang menentukan
Tercipta agar kita bersua
Meski beradu suara siapa yang paling tajam
Namun akan selalu ku ingat
Yang masih sempat kudengar
Ajarmu tentang manisnya diriku
Yang masih sempat kulihat
Senyuman yang tersirat di matamu
Ceritakan padaku lagi
Tentang dongeng yang selalu ada
Yang kau bawa agar aku terlelap
Masihlah terngiang di mimpi
Tentang kau yang melawan waktu
Melihat ku menempuh hingga ranum
Seperti takdir yang menentukan
Tercipta agar kita bersua
Meski beradu suara siapa yang paling tajam
Namun akan selalu ku ingat
Yang masih sempat kudengar
Ajarmu tentang manisnya diriku
Yang masih sempat kulihat
Senyuman yang tersirat di matamu
Kau dahulu pernah bilang
Aku terpenting
Bagaikan mentari menyinarkan pagi
Secangkir hangat menanti aku kembali
Sebelum semua berhenti
Yang masih sempat kudengar
Ajarmu tentang manisnya diriku
Yang masih sempat kulihat
Senyuman yang tersirat dimatamu
Kau nyalakan lampu pijar
Pada sunyinya kegelapan malam
Akan ku nikmati waktu
Sebelum ku pergi berkemas menjauh
Akan ku nikmati waktu
Sebelum kau pergi berkemas menjauh
Ceritakan padaku lagi
Tentang dongeng yang selalu ada
Yang kau bawa agar aku terlelap
Masihlah terngiang di mimpi
Tentang kau yang melawan waktu
Melihat ku menempuh hingga ranum
Seperti takdir yang menentukan
Tercipta agar kita bersua
Meski beradu suara siapa yang paling tajam
Namun akan selalu ku ingat
Yang masih sempat kudengar
Ajarmu tentang manisnya diriku
Yang masih sempat kulihat
Senyuman yang tersirat di matamu
Ceritakan padaku lagi
Tentang dongeng yang selalu ada
Yang kau bawa agar aku terlelap
Masihlah terngiang di mimpi
Tentang kau yang melawan waktu
Melihat ku menempuh hingga ranum
Seperti takdir yang menentukan
Tercipta agar kita bersua
Meski beradu suara siapa yang paling tajam
Namun akan selalu ku ingat
Yang masih sempat kudengar
Ajarmu tentang manisnya diriku
Yang masih sempat kulihat
Senyuman yang tersirat di matamu
Kau dahulu pernah bilang
Aku terpenting
Bagaikan mentari menyinarkan pagi
Secangkir hangat menanti aku kembali
Sebelum semua berhenti
Yang masih sempat kudengar
Ajarmu tentang manisnya diriku
Yang masih sempat kulihat
Senyuman yang tersirat dimatamu
Kau nyalakan lampu pijar
Pada sunyinya kegelapan malam
Akan ku nikmati waktu
Sebelum ku pergi berkemas menjauh
Akan ku nikmati waktu
Sebelum kau pergi berkemas menjauh