Song parody of
MANIFESTO UTOPIS (Pandemic Version)
by Remissa
Here's where you get creative! Use our cool song parody creator to make a totally new musical idea and lyrics for the MANIFESTO UTOPIS (Pandemic Version) song by Remissa.
Simply click on any word to get rhyming words suggestion to use instead of the original ones. You may also remove or alter entire lines if needed — when you're done save your work and share it with our community — have fun!
Terdengar teriakan dalam telinga
Tak berwujud berdengung di otak kananku
Memaksaku kembali ke belakang sana
Dimana semangat menyala nyala bagaikan api
Badanku tidak lagi tegap ceria
Bekas luka perjuangan menetap di dada
Warna warni fantasi dulu masih ada
Tetap singgah selamanya menjajah raga
Akulah musuh dalam selimutmu
Siapkan tembakkan dendam
Akulah penghenti bebasmu
Sampai merdeka kedua
Akulah musuh dalam selimutmu
Siapkan tembakkan dendam
Akulah penghenti bebasmu
Sampai merdeka kedua
Aroma mesiu tercium saat ku tertidur
Suara gesekan peluru hantui mimpiku
Melihat yang tak berdosa kehilangan
Dimana saat itu kubantai ayah mereka
Tapi tak ada pilihan untukku
Perintah menjadi pedoman langkahku
Tembak! Maka kutembak dikepalanya
Selesai! Kutangisi tangan dan pelatuk senjataku
Akulah musuh dalam selimutmu
Siapkan tembakkan dendam
Akulah penghenti bebasmu
Sampai merdeka kedua
Akulah musuh dalam selimutmu
Siapkan tembakkan dendam
Akulah penghenti bebasmu
Sampai merdeka kedua
Terdengar teriakan dalam telinga
Tak berwujud berdengung di otak kananku
Memaksaku kembali ke belakang sana
Dimana semangat menyala nyala bagaikan api
Badanku tidak lagi tegap ceria
Bekas luka perjuangan menetap di dada
Warna warni fantasi dulu masih ada
Tetap singgah selamanya menjajah raga
Akulah musuh dalam selimutmu
Siapkan tembakkan dendam
Akulah penghenti bebasmu
Sampai merdeka kedua
Akulah musuh dalam selimutmu
Siapkan tembakkan dendam
Akulah penghenti bebasmu
Sampai merdeka kedua
Aroma mesiu tercium saat ku tertidur
Suara gesekan peluru hantui mimpiku
Melihat yang tak berdosa kehilangan
Dimana saat itu kubantai ayah mereka
Tapi tak ada pilihan untukku
Perintah menjadi pedoman langkahku
Tembak! Maka kutembak dikepalanya
Selesai! Kutangisi tangan dan pelatuk senjataku
Akulah musuh dalam selimutmu
Siapkan tembakkan dendam
Akulah penghenti bebasmu
Sampai merdeka kedua
Akulah musuh dalam selimutmu
Siapkan tembakkan dendam
Akulah penghenti bebasmu
Sampai merdeka kedua